Senin, 29 Agustus 2011

Selamat Ulang Tahun Indonesiaku…!


Sudah lebih dua kali saya mendengar ucapan selamat ulang tahun Indonesiaku  melalui radio malam ini. “Sekali merdeka, tetap merdeka”, begitu kata mereka berteriak di balik mikrofon melalui studio. Dan benar ini sudah pukul 00.00 Wib. Artinya, sudah tanggal 17 Agustus. Dan puasa pada ramadhan kali ini, juga menemui hari yang ke tuju belas. Apa arti semua ini? Karena kebetulan saja kali. Entahlah. 

Saya hanya beberapa kali mendengar hubungan-hubungan  angka 17 itu pada penceramah-penceramah ketika memperingati  malam Nuzulul Qur’an. Para alim itu sering menyebutkan kaitan-kaitan tuju belas Ramadhan, tuju belas Agustus dan tuju belas rakaat. Entah bagaimana mereka berspekulasi mengait-ngaitkan angka itu. Tak bisa secara gamblang diterima akal sehat. Kalau pun kita bisa berkompromi menarik garis lurus dari kaitan angka tuju belas itu, bisa saja dengan teori cocologi (mencocok-cocokkan). 

Terlepas dari kaitan angka 17 itu, saya bisa memastikan bahwa hampir semua perasaan bahagian menyambagi hati para warga bangsa ini, terlebih lagi bagi para pahlawan, pendahulu kita yang telah rela berkorban, meregang nyawa untuk kemerdekaan ini. Khayalku bisa saja mengintip senyum mereka di balik kubur, ketika anak cucunya merayakan hari kemerdekaan ini dengan gegap gempita di atas bumi Indonesia. 

Melalui siaran radio, saya mendengar beberapa laporan bahwa peringatan upacara kali ini akan lebih seru dari sebelum-sebelumnya. Ya, karena ini bulan puasa mungkin. Sekelompok pemuda yang gemar musik di Jakarta menggelar upacara di dalam sebuah Mall, agar tidak tersengat matahari dan menikmati sejuknya udara Mall dengan ratusan Air Conditioner (AC). Mereka berharap upacara bisa dilakukan oleh semua orang dan di semua tempat dengan tidak menyulitkan para pesertanya. Para pengunjung Mall pun yang kebetulan lewat di lokasi upacara, bisa saja menengadakan kepalanya dengan tangan di samping kepalanya memberi hormat pada bendera, atau menundukkan kepala sejenak untuk mengheningkan cipta.

Selain itu, ada juga kelompok lain yang tak mau repot upacara di lapangan, berpanas-panas, berdiri berbaris mirip tentara saat apel. Kelompok ini menggelar upacara di dunia maya melalui internet. Mereka lebih mempermudah sebuah acara sakral memepringati hari kemerdekaan. Ini juga menjadi sebuah alternatif bagi kebanyakan orang yang keluar dari gaya konservensional sebuah upacara. Upacara melalui internet ini lebih efektif. 

Dalam wawancara dengan penyiar di sebuah radio di Jakarta, seorang lelaki yang juga pihak penyelenggara menjelaskan bahwa mereka akan melakukan penggerekkan bendera terpanjang dan terlama, sebab akan melibatkan 17.081.945 orang melalui akun twiter, facebook dan sms. Semua orang dari segala penjuru tanah air atau dari luar negeri bisa mengirimkan ucapan melalui sosial media tersebut. 

Secara teknis, kita dapat membayangkan bagaimana pesan atau komentar masuk ke server dan ditayangkan melalui internet satu demi satu, perlahan-lahan bertambah seperti bagaimana kita menyaksikan perhitungan suara saat Pemilu, hingga mencapai target. Dan ketika pesan-pesan itu masuk perlahan-lahan menggerakkan bendera ke puncak tiang. Selain itu, juga akan ada animasi-animasi yang akan ditampilkan oleh para animato-aimator muda Indonesia.
Meski begitu, yang penting bagi para penyelenggara adalah semangatnya. Bagaimana kita bisa lebih bersemangat lagi bersama-sama berperan aktif untuk mengisi hari kemerdekaan ini. Dan inilah yang menjadi harapan para pahlawan kita.
Mendengar percakapan di radio malam tadi, rasa nasionalisem saya tersentuh. Ternyata masih banyak anak negeri ini yang masih peduli dengan hari kemerdekaan ini. Artinya, mereka masih menghargai jasa para pahlawan bangsa, meski hanya dalam beberpa saat saja saat upacara berlangsung. 

Jakarta 17 Agustus 2011

0 komentar:

Posting Komentar